Struktur IP Address
Pada IPv4 Alamat IP terdiri dari
bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri
atas 8 bit yang berarti memiliki nilai desimal dari 0 – 255. Luas area dari
alamat IP ( range address ) yang bisa digunakan adalah dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan
11111111.11111111.11111111.11111111. Jadi, ada sebanyak 232 kombinasi address
yang bisa dipakai diseluruh dunia (walaupun pada kenyataannya ada sejumlah IP Address
yang digunakan untuk keperluan khusus). Jadi, jaringan TCP/IP dengan 32 bit
address ini mampu menampung sebanyak 232 atau lebih dari 4 milyar host. Untuk
memudahkan pembacaan dan penulisan, IP Address biasanya direpresentasikan dalam
bilangan desimal. Jadi, range address di atas dapat diubah menjadi address
0.0.0.0 sampai address 255.255.255.255. Nilai desimal dari IP Address inilah
yang dikenal dalam pemakaian sehari-hari.
2.1 Konversi Bilangan Biner, Desimal
dan Hexadecimal
Didalam hitungan matematika kita
lebih mengenal bilangan desimal ( 0 – 9 ) dibanding bilangan biner ( 1 dan 0 )
atau hexadecimal ( 0 – F ). Disini akan dijabarkan tentang perubahan dari
bilangan desimal ke biner atau dari biner ke hexadecimal. Konversi ini dibuat
untuk memudahkan pengguna mengetahui struktur IP yang berbasiskan bilangan
biner.
2.1.1 Mengubah bilangan desimal ke
biner
Cara menghitung bilangan biner dari
bilangan desimal adalah dengan metode membagi bilangan desimal dengan bilangan
biner sambil memperhatikan hasil sisa pembagian.
Contoh:
(1)192
196
|
: 2
|
=
|
96
|
sisa 0
|
96
|
: 2
|
=
|
48
|
sisa 0
|
48
|
: 2
|
=
|
24
|
sisa 0
|
24
|
: 2
|
=
|
12
|
sisa 0
|
12
|
: 2
|
=
|
6
|
sisa 0
|
6
|
: 2
|
=
|
3
|
sisa 0
|
3
|
: 2
|
=
|
1
|
sisa 1
|
Bilangan biner nya adalah angka sisa
akhir dibaca dari bawah keatas, yaitu : 11000000, dan untuk pembuktian konversi
angka desimal ini bisa dibalik dengan cara merubahnya kembali menjadi bilangan
biner.
2.1.2 Mengubah bilangan biner ke
desimal
Cara menghitungnya adalah dengan
membuat tabel dan memposisikan bilangan biner dengan satuan decimal sebagai
berikut. Kemudian nanti jumlahkan angka desimal tersebut berdasarkan bilangan
biner yang dimasukkan.
Contoh 1 :
Binary
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Decimal
|
128
|
64
|
0
|
16
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jika bilangan biner 0 maka
decimalnya dihitung 0 tapi jika angkanya 1 maka ia dihitung berdasarkan tabel
desimal yang dimaksud. Dari tabel diatas didapatkan bilangan biner yang
bernilai 1 tepat berada dikolom desimal 128 dan 64 sedangkan angka 0 disini tidak
dihitung maka perhitungannya adalah 128 + 64 = 192.
Jadi Konversi dari bilangan biner
11000000 adalah 192
Contoh 2: tabel dibawah adalah
bilangan biner 11111111
Biner
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Decimal
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Maka bilangan desimalnya adalah 128
+ 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255
2.1.3 Mengubah bilangan biner ke
hexadesimal
Untuk mengubah bilangan biner ke
hexadesimal, susun bilangan biner menjadi kelompok 4 bit. Mulai pengelompokkan
dari bit dari kanan kekiri. Jika jumlah bit kelompok terakhir tidak cukup,
tambahkan 0.
Hexadesimal
|
Biner
|
0
|
0000
|
1
|
0001
|
2
|
0010
|
3
|
0011
|
4
|
0100
|
5
|
0101
|
6
|
0110
|
7
|
0111
|
8
|
1000
|
9
|
1001
|
A
|
1010
|
B
|
1011
|
C
|
1100
|
D
|
1101
|
E
|
1110
|
F
|
1111
|
3.Pembagian Kelas IP Address
3.2.1IP versi 4 (IPv4)
Untuk pembagian kelas IP address
saya gunakan standar IPv4 yang terdiri atas 32 bit angka binary. Dapat
disimbolkan dengan angka sebagai berikut : Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah
host dapat dibagi ke dalam dua buah bagian, yakni:
- Network Identifier atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat Network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat Network Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
- Host Identifier atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai Host Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.
Ada 3 kelas address yang utama dalam
TCP/IP, yakni kelas A, kelas B dan kelas C. Perangkat lunak Internet Protocol
menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut
1.Kelas A
Ciri-ciri dari kelas A adalah jika
bit pertama bernilai 0, kelas ini untuk konfigurasi jaringan yang berskala
besar. Dari angka 0 sampai 7 bit berikutnya merupakan bit network dan 24 bit
selanjutnya dinamakan bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A,
yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network
dapat menampung lebih dari 16 juta (2563) host (xxx adalah variabel, nilainya
dari 0 s/d 255). Range addressnya mulai dari 1 – 126.
2.Kelas B
Ciri-ciri dari kelas B adalah jika 2
bit pertama bernilai 10, maka 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit
network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat
lebih dari 16 ribu network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx
– 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu
host (2562). kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala menengah sampai yang
berskala besar. Range addressnya mulai dari 128 – 191.
3.Kelas C
Ciri-ciri dari kelas C adalah jika 3
bit pertama bernilai 110, maka 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit
network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat
lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor
192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu
menampung sekitar 256 host. kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala
kecil. Range addressnya mulai dari 192 – 223.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2
kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E.
Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan
untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu
aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada
sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan
multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk
aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host
(multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone). Kelas terakhir adalah
kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya
dicadangkan untuk kegiatan eksperimen.
3.2.2 IP versi 6 (IPv6)
Selanjutnya akan dibahas sedikit
mengenai IPv6, Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah
total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6
memiliki panjang 128-bit yang total alamatnya mungkin hingga 2128=3,4 x 1038
alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang
alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing.
IPv6 mengizinkan adanya DHCP Server
sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan
static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP
Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi
alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan
dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal
tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi
yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format,
berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Berikut ini adalah
contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner: Untuk menerjemahkannya ke dalam
bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner dibagi ke dalam 8
buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010
|
0000000011010011
|
0000000000000000
|
0010111100111011
|
0000001010101010
|
0000000011111111
|
1111111000101000
|
1001110001011010
|
setiap blok berukuran 16-bit
tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan
heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut:
Contoh :
1. 11011111110001
0011
|
0111
|
1111
|
0001
|
3
|
7
|
F
|
1
|
Jadi, bilangan biner 11011111110001
= angka hexadesimal 37F1 atau ASCII hexadesimal
Memahami Konversi IP Address
Memahami Konversi IP Address Dari
Binary Ke Decimal Dan Juga Konversi Dari Decimal Ke Binary Adalah Konsep
Penting Dalam Design Jaringan Anda
Membuat design infrastrucktur jaringan komputer dalam suatu organisasi tidak lepas dari pemahaman masalah
IP address, bagaimana melakukan konversi IP address dari biner ke decimal dan
sebaliknya.
Class IP Address
Address Network dan Address host
Setiap Class IP address meliputi
pembagian antara network ID dan host ID. Kita juga harus tahu mana bagian dari
network IP dan mana bagian dari host.
- Class A – 1 byte untuk network, 3 byte untuk (16,777,214) hosts
- Class B – 2 byte untuk network, 2 byte untuk (65,534) hosts
- Class C – 3 byte untuk network, 1 byte untuk (254) hosts
- Class D – digunakan untuk multicast
- Class E – dicadangkan untuk experiment
Registrasi IP address
Seperti diketahui bahwa TCP/IP adalah
protocol yang digunakan dalam komunikasi pada internet. Internet menghubungkan
hosts dan jaringan diseluruh dunia kedalam suatu koneksi internetwork
yang besar. Setiap device pada jaringan memerlukan suatu IP address yang unik, sehingga tidak
saling konflik. Group berikut adalah yang bertanggungjawab dalam registrasi IP
address public.
- American Registry for Internet Numbers (ARIN) untuk wilayah Amerika utara dan selatan, Caribian, dan Afrika – Sahara
- Reseaux IP Europeens (RIPE)- untuk wilayah Eropa
- Asia Pacific Network IUnformation Center (APNIC) untuk wilayah Asia Pacific
APNIC memberikan beberapa blok IP
address kepada ISP, dan anda bisa mendapatkan IP address public dari ISP anda.
Semua jaringan yang ingin dikoneksikan ke dalam jaringan internet harus mendapatkan IP address public setidaknya dari ISP
dimana kita berlangganan Internet. Perlu diingat bahwa jika kita mendapatkan IP
address dari ISP, maka jika kita berganti ISP – berganti pula IP yang kita
daftarkan.
Dan Jika anda ingin membangun suatu jaringan private
akan tetapi tidak ingin dihubungkan ke internet maka anda bebas menggunakan IP
address mana saja dan tidak perlu didaftarkan ke Internet. Akan tetapi untuk
jaringan private kita gunakan IP private sebagai berikut :
Class Type
|
Start Address
|
End Address
|
Class A
|
10.0.0.0
|
10.255.255.254
|
Class B
|
172.16.0.0
|
172.31.255.254
|
Class C
|
192.168.0.0
|
192.168.255.254
|
Konversi Binary ke Decimal
IP address dapat direpresentasikan
kedalam 2 macam cara:
- Decimal (misal 131.107.2.200)
- Binary (misal 1000 0011. 01101011. 00000010. 11001000)
Manusia menggunakan IP address
dengan menggunakan format notasi bertitik seperti 131.107.2.200, sementara
computer secara internal menggunakan system binary untuk berkomunikasi antar
hosts.
Jangan meremehkan kemampuan anda
untuk melakukan konversi dari decimal ke binary atau sebaliknya. Kemampuan ini
sangat berguna sekali untuk membuat custom network address pada jaringan anda.
Table berikut adalah patokan untuk
mengkonversikan decimal ke binary. Baris pertama adalah posisi bit yang dari
kanan menuju ke kiri dimulai dari nilai 0 sampai 7. Posisi bit pertama dengan
nilai 0 dan sampai posisi bit terakhir (posisi ke 8 ) dengan nilai 7. Sementara
nilai bit hanya 1 atau 0 sebagai bilangan binary.
Misalkan pada posisi bit ke 4 dengan
nilai bit 1 memppunyai harga decimal (2 pangkat 3) = 8, dengan rumusan:
2 pangkat (n – 1) dimana n adalah
posisi bit
Pada posisi bit ke 8 dengan nilai
bit 1 mempunyai harga decimal (2 pangkat 7) = 128 dst.
Table Konversi Biner ke Desimal
Sebagai pedoman yang perlu kita
hafalkan adalah angka 128 di sebelah kiri bawah table, posisi bit ke 8 dengan
bit value 1 adalah 128 (2 pangkat 7). Untuk posisi bit ke 7 bagi saja dengan
dua hasil tadi jadi (128 / 2) = 64, posisi bit ke 6 (64 / 2) = 32 dan
seterusnya.
Dengan table ini akan sangat
memudahkan kita untuk meng-konversikan nilai decimal ke binary. Misalkan saja
untuk IP address dalam bentuk binary berikut:
11000000. 10101000.
11001000.11111110
Kita bisa mulai dari octet pertama
11000000, dengan melihat table diatas maka kita bisa menghitung nilai
decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Nilai bit
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Decimal
|
128
|
64
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Nilai decimal di baris terakhir
jumlahkan, maka binary 11000000 nilai decimalnya adalah (128+64) = 192
Untuk octet ke dua 10101000, dengan
melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Nilai bit
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Decimal
|
128
|
0
|
32
|
0
|
8
|
0
|
0
|
0
|
Nilai decimal di baris terakhir
jumlahkan, maka binary 10101000 nilai decimalnya adalah (128+32+8) = 168
Untuk octet ke tiga 11001000, dengan
melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Nilai bit
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Decimal
|
128
|
64
|
0
|
0
|
8
|
0
|
0
|
0
|
Nilai decimal di baris terakhir
jumlahkan, maka binary 11001000 nilai decimalnya adalah (128+64+8) = 200
Untuk octet ke empat 11111110,
dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Posisi bit
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Nilai bit
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
Decimal
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
0
|
Nilai decimal di baris terakhir
jumlahkan, maka binary 11111110 nilai decimalnya adalah (128+64+32+16+8+4+2) =
254
Akhirnya kita dapatkan nilai binary
11000000. 10101000. 11001000.11111110 sama dengan 192.168.200.254 dalam bentuk
decimal.
Konversi Decimal ke Binary
Kebalikan dari diatas, konversi dari
binary ke decimal bisa dijelaskan dengan menggunakan table berikut ini, dengan
masih mengacu pada table konversi diatas. Dimisalkan adalah konversi IP address
218.132.10.55 kedalam format bisanry bisa dijelaskan sebagai berikut.
Konversi IP address desimal ke biner
Untuk angka decimal pada octet
pertama 218, kurangi 218 dengan 128. Jika bisa dikurangi, maka pada posisi bit
ke 8 nilai binary nya dalah 1, dan sisa pengurangan = (218-128) = 90.
Begeser pada posisi bit ke 7,
kurangi sisa tadi (90) dengan 64, karena bisa dikurangi nilai bit posisi ke 7
adalah 1, dan sisa pengurangan adalah (90-64) = 26.
Bergeser kekanan lagi ke posisi bit
ke 6, kurangi angka sisa tadi (26) dengan angka 32, karena tidak bisa dikurangi
(minus) maka posisi bit ke 6 adalah angka binary 0.
Geser lagi ke kanan ke posisi bit ke
5, kurangi angka sisa 26 dengan angka 16. Karena bisa dikurangi maka posisi bit
ke 5 adalah 1.
Geser kekanan lagi ke posisi bit ke
4, kurangi angka sisanya tadi (10) dengan angka 8, karena bisa dikurangi maka
posisi ke 4 adalah nilai bit 1.
Geser lagi kekanan ke posisi bit ke
3, kurangi angka sisa (2) dengan angka 4, karena tidak bisa maka posisi bit ke
tiga ini adalah 0.
Geser lagi ke kanan ke posisi bit ke
2, kurangi angka sisa tadi (2) dengan angka 2, karena bisa dikurangi maka
posisi bit ke dua ini adalah 1. Dan untuk posisi bit terakhir ke 1 adalah angka
sisa pengurangan posisi bit ke 2, yaitu 0, tidak ada sisa. Jadi angka decimal
218 = 11011010
Anda bisa menyelesakan dengan cara
yang sama untuk angka decimal 132, 10, dan 55 seperti pada contoh table diatas.
Sehingga akhirnya diketemukan angka decimal IP address
218.132.10.55 adalah 11011010.
10000100. 00001010. 00110111
Jika anda sudah mengerti konsep
diatas, yach sudah gunakan saja kalkulator scientific atau yang ada di komputer
anda dalam format scientific. Sebenarnya memang susah-susah gampang seperti
halnya anda memahami FSMO dalam konsep windows 2003 ataupun memahami kalkulasi subnet mask
dan design IP address pada jaringan anda.
Model OSI
Hubungan antara OSI Reference Model,
DARPA Reference Model dan stack protokol TCP/IP
Model referensi jaringan terbuka OSI
atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural
jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for
Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan
dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model
tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi
OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI
berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang
interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar
biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu
protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya
ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski
pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan
oleh beberapa faktor berikut:
* Standar model referensi ini, jika
dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan
oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA
adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
* Model referensi ini dianggap
sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi
connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow
control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
* Pertumbuhan Internet dan protokol
TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model
menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba
untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah
pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut
dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian.
usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang
menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya
dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar
komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang
digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network
Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI
Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk
mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan
protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI,
bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan
OSI Reference Model memiliki tujuh
lapis, yakni sebagai berikut
Lapisan ke-
|
Nama lapisan
|
Keterangan
|
7
|
Application layer
|
Berfungsi sebagai antarmuka dengan
aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang
berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
|
6
|
Presentation layer
|
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh
aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol
yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector
software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan
juga Network shell
(semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
|
5
|
Session layer
|
Berfungsi untuk mendefinisikan
bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di
level ini juga dilakukan resolusi nama.
|
4
|
Transport layer
|
Berfungsi untuk memecah data ke
dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu,
pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang
di tengah jalan.
|
3
|
Network layer
|
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP,
membuat header untuk paket-paket, dan
kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
|
2
|
Data-link layer
|
Befungsi untuk menentukan
bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan
seperti hub,
bridge, repeater,
dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level
ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
|
1
|
Physical layer
|
Berfungsi untuk mendefinisikan
media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur
jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan
dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
|
SUBNETTING
Subnetting merupakan suatu hal yang
wajib dikuasai oleh seorang Network Administrator. Administrator-administrator
yang mengelola jaringan besar sering kali merasa perlu membagi-bagi jaringan
menjadi bagian yang lebih kecil lagi yang disebut sub networks. Saya akan
menjelaskan mengenai konsep subnetting ini dengan menggunakan ilustrasi dan
analogi yang ada disekitar kita.
Apa sebenarnya yang disebut dengan
subnetting dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan
analogi sebuah jalan. Jalan bernama RE Martadinata terdiri dari beberapa rumah
bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas
mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. RE
Martadinata.
Dikarenakan oleh suatu keadaan
dimana rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan
keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi,
dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru,
masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan
memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap
gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah
gambar wilayah baru seperti di bawah:
Inilah sebenarnya yang dimaksud
dengan konsep subnetting. Dimana tujuannya ingin mempermudah pengelolaan,
misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 4 divisi dengan masing-masing
divisi memiliki 10 komputer (host). Tujuan lainnya juga untuk optimalisasi dan
efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu
network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi
Jl. RE Martadinata dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan
adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah).
Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang
bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Broadcast-broadcast ini secara berkesinambungan dikirim ke semua host dalam
sebuah network. Saat traffic broadcast mulai mengonsumsi begitu banyak bandwith
tersedia, maka administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk mereduksi
ukuran broadcast domain tersebut, sehingga diperoleh performansi jaringan yang
lebih baik.
Masih mengikuti analogi jalan
diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah.
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS. Sebuah network tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis
dapat menimbulkan berbagai masalah terutama di sisi kecepatan. Dengan
mengkoneksikan multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat
sistem lebih efisien.
Terus apa itu SUBNET MASK?
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau
membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET,
mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET
MASKnya. Jl RE Martadinata tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami
sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut
juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET
MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
To Be Continued… Perhitungan
Subnetting
Pada tulisan saya sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari subnetting dan
manfaat kita melakukan subnetting. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas
bagaimana melakukan subnetting. Saya akan menunjukkan bagaimana melakukan
subnet pada sebuah network dengan menggunakan metode binary dan kemudian
melihat cara yang lebih gampang untuk melakukan hal yang sama.
Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut:
Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Berapa banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask?
- Berapa banyak host yang valid pada setiap subnet?
- Subnet-subnet mana saja yang valid?
- Mana yang termasuk broadcast address untuk setiap subnet.
- Host-host mana saja yang valid untuk setiap subnet.
Subnetting Pada Alamat Kelas C
Pada alamat kelas C, hanya tersedia
8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C yang mungkin adalah
sebagai berikut :
Binary;Desimal; Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
Untuk contoh perhitungan subnetting,
saya menggunakan 255.255.255.192
192 = 11000000
Pada bilangan binary diatas
(11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-bit host yang
tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit
untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.
Apa saja subnet-subnetnya? Karena
bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off (bernilai 0 semua) atau on (bernilai
1 semua) pada saat yang bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang valid.
01000000 = 64
10000000 = 128
10000000 = 128
Alamat dari host yang valid akan
didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara subnet-subnet tersebut, dikurangi
dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2) nomor
dengan bit host bernilai 1 (on).
Untuk menentukan host-host ini,
pertama kita harus menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu
membuat semua bit host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut.
Host yang valid harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet 64
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
Subnet 128
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
Mungkin kelihatan agak rumit yah,
sekarang kita coba cara cepat dan gampang untuk menghitung subnet. Pada bagian
ini penting sekali untuk menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.
Berikut cara cepatnya :
Berikut cara cepatnya :
- Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet.
- Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 = 62 host.
- Subnet yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1 (on).
- Alamat broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya.
- Host yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan semua 0 dan semua 1.
Sampai disini gimana…? Masih belum
paham…?
OK. Untuk memuaskan hasrat narsis Anda (hehehe), saya akan memberikan beberapa contoh soal.
OK. Untuk memuaskan hasrat narsis Anda (hehehe), saya akan memberikan beberapa contoh soal.
Alamat network = 192.168.10.0;
subnet mask = 255.255.255.240;
- Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid.
- Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang valid.
- Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 = 160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 = 208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 = 240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita.
- Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya.
- Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat network = 192.168.20.0;
subnet mask = 255.255.248.0;
- Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet.
- Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host.
- Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid.
- Alamat broadcast ? Pasti nomor yang terletak sebelum subnet berikut.
- Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat node = 192.168.10.33; subnet
mask = 255.255.255.224;
Untuk mengerjakan soal seperti ini
sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat broadcast dari
alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan
nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 –
224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33 berada diantara dua
subnet dan pasti merupakan bagian dari subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya
yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu 63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari
sebuah subnet selalu nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya). Range
host yang valid adalah 33 – 62.
Nah.. mudah bukan ??? saya akan
melanjutkannya dengan perhitungan subnetting untuk Kelas B dan Kelas A.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya
pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda
teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR
/17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok
subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga
berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk
kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan
subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B,
dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Berikutnya kita coba satu lagi untuk
Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh
network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B,
dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
- Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar,
kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET
mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B
di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A
adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network
address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A,
dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Catatan: Semua penghitungan subnet
diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah
mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005
tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam
beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan
rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Banyak banget versinya ya tentang IP address thanks gan udah share...
ReplyDeleteMateri Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download Now
Delete>>>>> Download Full
Materi Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Materi Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK QA
ribet ya ternyataa, pantesan jurusan ini banyak yang nyari di loker2.
ReplyDeleteWaduh lumayan puyeng otak ku..
ReplyDeleteTapi membatu sekali makasih postingan nya mas
Materi Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Materi Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Materi Tkj - Mengenal Ip Address - Berbagi Ilmu >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Post a Comment