BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fenomena
yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya
penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup, gaya
berpakaian, penggunaan bahasa sehari-hari, pergaulan, sehingga rasa bangga akan
merah putihpun semakin hari semakin berkurang di kalangan masyarakat. Perubahan
zaman dan perkembangan teknologi membawa dampak yang begitu besar terhadap pola
pikir generasi muda saat ini, khususnya bagi pelajar yang selalu ingin mencoba
hal-hal yang baru dan berbau modern walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan
budaya Indonesia. Menurunnya nilai-nilai budaya bangsa, berarti terjadinya
pengikisan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi negara Indonesia yaitu
Pancasila, sehingga akan berdampak pada menurunnya sikap nasionalisme
dikalangan masyarakat.
Kondisi yang sangat
memperihatinkan yaitu ketika Upacara bendera yang dilangsungkan di
sekolah-sekolah atau instansi-instansi pemerintahan contohnya, Kegiatan Upacara
Bendera yang dilaksanakan setidap hari senin hanya 30 menit saja masih banyak
siswa yang tidak serius, ngobrol dengan santai, bercanda dengan temannya, tidak
khidmatnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hanya menganggap Upacara berupa
rutinitas saja.
Keadaan diatas tidak sesuai dengan
apa yang terkandung di dalam makna dari upacara bendera di sekolah. Berdasarkan
Direktorat Pembinaan Kesiswaan, Dikdasmen Dikbud 1998 upacara bendera adalah
“Kegiatan pengibaran atau penurunan bendera kebangsaan RI Sang Merah Putih,
yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan,
dihadiri oleh siswa, diselenggarakan secara tertib dan khidmat, di sekolah”.
Upacara bendera hari senin
merupakan bukti bahwa negara kita selalu menghargai jasa-jasa pahlawan yang
sudah memperjuangkan kemerdekaan. Hal tersebut sudah di amanatkan oleh
proklamator kemerdekaan negara Indonesia yaitu Ir. Soekarno pada pidato Hari
Pahlawan 10 November 1961, beliau berkata “Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa-jasa pahlawannya”. Namun dalam kenyataannya upacara bendera
hari senin yang merupakan salah satu bukti menghargai jasa-jasa pahlawan
dilaksanakan tidak khidmat bahkan banyak sekolah yang melaksanakan upacara
bendera hari seninnya 2 minggu satu kali.
Menghormati jasa pahlawan tentu
bukan saja hanya “Mengenang masa lalu” selama sehari dalam setahun. Kita harus
berterima kasih pada para pahlawan, yang memungkinkan kita setiap hari
menghirup suasana yang merdeka, dapat belajar dan bekerja dalam suasana
kebebasan. Salah satu manfaat ditetapkannya figur-figur pahlawan dan
penghormatan atas mereka pada hari pahlawan ialah agar generasi-generasi
berikut dapat memiliki contoh keteladanan dalam hidup bersama.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menyadari perlunya menghargai
jasa pahlawan
2. Untuk memunculkan rasa menghargai
jasa pahlawan pada diri sendiri
3. Untuk menanamkan rasa menghargai
jasa para pahlawan
4. Untuk menunjukan rasa menghargai
jasa pahlawan
Manfaat pembuatan makalah ini
adalah :
1. Agar mengetahui pentingnya
menghargai jasa pahlawan
2. Agar kita dapat mengetahui mana
yang menghargai jasa pahlawan dan
mana yang tidak
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa
para pahlawannya. Kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita bangsa
Indonesia. Namun demikian, masih banyak yang belum meresapi maknanya dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak orang
menggunakannya sebagai jargon belaka untuk kepentingan tertentu. Mengenang jasa
pahlawan yang telah gugur di medan perang, termasuk salah satu bentuk
penghargaan generasi penerus bangsa. Dalam pelajaran sekolah masa lalu, tentu
kita masih akrab dengan istilah “Jas Merah”. Istilah ini pernah dilontarkan
oleh Bung Karno, tokoh proklamator kemerdekaan RI. Di zaman orde baru begitu memasyarakat
di kalangan siswa dan mahasiswa serta masyarakat luas. Jas Merah, alias jangan
sekali-kali melupakan sejarah, menjadi sebuah filosofi bangsa untuk mengenang
jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
Bangsa kita tidak lepas dari
peristiwa sejarah masa lampau. Sejarah perjuangan bangsa melawan kaum
imperialisme untuk menegakkan sebuah kemerdekaan. Setelah merdeka, perjuangan
mempertahankan kemerdekaan itu masih harus mengorbankan harta, benda bahkan nyawa.
Ketika Periode mempertahankan kemerdekaan berakhir, maka tugas generasi penerus
bangsa adalah mengisi kemerdekaan itu dengan berbagai kegiatan pembangunan di
segala bidang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bagi siswa, upaya mengisi
kemerdekaan dilakukan dengan belajar yang giat dan tekun. Bagi para pemimpin
melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik untuk menciptakan kesejahteraan
dan kemakmuran. Bagi rakyat banyak, menghargai jasa para pahlawan tentunya
dengan melakukan aktivitas sesuai dengan bidang dan profesinya masing-masing.
2.2 Ulasan Materi
2.2.1
Pengertian Pahlawan
Sebelum kita dapat menghargai jasa seorang pahlawan,
sebaiknya kita tahu siapa sebenarnya pahlawan itu sendiri. Seorang pahlawan
adalah seseorang yang rela mengorbankan apa yang ia miliki untuk kebaikan atau
keselamatan orang lain tanpa mengharap imbalan. Kalau kita mengacu pada
definisi tersebut siapa saja bisa menjadi pahlawan tak terbatas oleh ruang dan
waktu. Pahlawan selalu muncul kapan saja dan dimana saja dalam sejarah peradaban
manusia. Keberadaan pahlawan itulah yang bisa menjamin kesejahteraan hidup umat
manusia.
Semasa revolusi fisik di negeri
kita, para pahlawan berjuang mengorbankan jiwa dan raganya demi tegaknya negara
Indonesia. Sebagian dari mereka gugur di berbagai medan pertempuran, dan
sebagian lagi yang tidak gugur menjadi veteran
perang. Para veteran itu ada yang
hidupnya berkecukupan, dan tidak sedikit diantaranya yang hidupnya susah dan
terlupakan. Saat revolusi fisik berakhir, bermunculan pahlawan-pahlawa lain
yang tidak lagi menegakkan negeri ini dengan mengangkat senjata.
Pahlawan-pahlawan modern ini tersebar dalam berbagai profesi yang beraneka
ragam. Mereka pun berjuang untuk kemajuan bangsa ini sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
Jadi, seseorang sekarang dapat
menjadi pahlawan dalam profesi apapun. Walau saat ini terjadi sedikit
pergeseran makna dari definisi pahlawan diatas pada kata “Tanpa mengharap
imbalan”. Taruhlah seorang polisi sebagai sebuah profesi maka ia berhak mendapatkan
gaji setiap bulan. Namun seorang polisi bisa disebut pahlawan karena tugasnya
menyelamatkan masyarakat dari gangguan keamanan. Contoh lain, seorang guru
sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Faktanya seorang guru bekerja bukan
tanpa mengharap imbalan, sebagai sebuah profesi guru juga mendapatkan gaji
setiap bulannya. Tapi apa yang dilakukan seorang guru berguna bagi kemajuan
bangsa ini maka ia disebut pahlawan. Dan sepertinya kita harus sepakat bahwa
semua profesi yang baik akan menjadikan pelakunya menjadi seorang pahlawan.
Lalu pahlawan manakah yang harus kita hargai ? Selayaknya kita menghargai jasa
semua pahlawan negeri ini tak peduli apapun profesi dan jasanya. Para pejuang
yang telah memerdekakan bangsa ini dari penjajah, memberikan modal yang tak
ternilai harganya bagi bagi pembangunan bangsa ini yaitu kemerdekaan. Dengan
merdeka kita secara leluasa membangun negeri ini menjadi negeri yang mandiri
dan bermartabat. Sedangkan para pejuang pembangunan dalam berbagai macam
profesinya telah mewarnai derap pembangunan negeri ini. Merekalah yang
menjadikan negeri kita mengalami perkembangan pesat seperti saat ini. Bagaimana
cara kita menghargai jasa para pahlawan ? Mencintai negeri ini (patriotik) merupakan bentuk dari
penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai negeri ini berarti menjaga
negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang
diakibatkan oleh iksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari
kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit
kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini.
Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan
pendiri negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak
beradab dan kalimat “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya” hanya akan menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.
2.2.2
Cara Menghormati Jasa Pahlawan Indonesia
Untuk dapat merdeka dari cengkraman bangsa penjajah,
banyak para pendahulu kita yang rela mati mengorbankan harta, keluarga,
perasaan, waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa. “Merdeka atau Mati” adalah
jiwa mereka karena tidak rela dijadikan budak para penjajah yang kejam menindak
bangsa Indonesia selama lebih dari 350 tahun.
Oleh karena itu jangan
disia-siakan seperti sekarang ini negara kita walau sudah lama merdeka tetapi
tidak maju-maju dan bahkan bisa jadi masih dalam tangan penjajahan modern yang
samar-samar. Tangan buat arwah para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia
menangis di alam sana yang melihat generasi pengisi kemerdekaan yang memalukan,
tidak berguna dan tidak dapat diandalkan. Kalau mereka tahu masa depan negara
ini mungkin mereka tidak mau berjuang dan lebih memilih jadi pecundang yang
terus lari dari penjajah.
Dengan demikian jelaslah bahwa
kita sebagai generasi penerus perlu untuk mengisi kemerdekaan ini dengan
sesuatu yang berguna yang dapat membuat para pahlawan bangga kepada kita.
Hindari melakukan tindakan yang menjadikan kita pengkhianat bangsa, tidak tahu
di untung, generasi tidak berguna, hedonis, atheis dan lain sebagainya.
Beberapa
cara untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang baik :
1. Belajar dengan baik bagi pelajar
dan mahasiswa serta bekerja dengan baik bagi yang sudah bekerja lagi halal.
2. Menjaga keamanan dan ketertiban
nasional dari segala bentuk ancaman pihak dalam maupun luar.
3. Menjalankan Pancasila, peraturan
perundang-undangan yang berlaku, aturan agama, serta budaya dalam masyarakat
dengan baik dan benar.
4. Saling menghormati dan menghargai
sesama anggora masyarakat dengan menerapkan musyawarah mufakat, tepo seliro,
gotong royong, toleransi, dan lain sebagainya.
5. Mencintai produk dalam negeri
dengan menggunakan dan mengembangkan hasil produksi dalam negeri daripada
produk luar negeri.
6. Tidak melakukan perbuatan sia-sia
yang tidak memberi manfaat seperti begadang, hura-hura, madat, tawuran, dugem,
clubbing, nongkrong di mall, melakukan tindak kenakalan, dan lain sebagainya.
7. Rela berkorban dalam bela negara ketika
Kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia diinjak-injak bangsa asing.
8. Memupuk semangat untuk maju dan
menyetarakan diri dari bangsa-bangsa yang telah maju dengan cara-cara yang baik
demi terciptanya tujuan nasional seperti kesejahteraan rakyat dan terciptanya
kedamaian dunia.
9. Berperan aktif dalam pembangunan
negara dan daerah lingkungan sekitar serta menjaga kondisi tersebut tetap dalam
kondisi yang baik.
10. Serius dalam melaksanakan
peringatan kemerdekaan dan juga dalam mengikuti mengheningkan cipta untuk
menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Tak lupa
berikan doa kepada para pahlawan agar Tuhan Yang Maha Esa menerima mereka di
sisNya.
2.2.3
Perjuangan Yang Harus Kita Lanjutkan
Hari pahlawan 10 November yang telah diperingati
bersama kita jadikan teladan betapa besar jasa para pahlawan bangsa ini untuk
memperjuangkan dan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Di era
globalisasi dan modern saat ini, spirit dan semangat juang para pahlawan harus
senantiasa melekat dalam diri kita. Walau zamannya sudah berbeda dengan era
perjuangan para pahlawan kita, namun semangat dan jiwa patriotik harus terus
kita tumbuhkan, bukan justru terkikis dengan perkembangan zaman.
Dengan menjaga solidaritas dan
persatuan bangsa, artinya kita mengapresiasi pengorbanan para pejuang bangsa
yang telah gugur untuk bangsa dan negara. Kini medan dan tujuan perjuangan kita
adalah membangun manusianya dan mensejahterakan masyarakat dengan cara dan
kemampuan kita masing-masing. Sekecil apapun kontribusi kita, itu sudah
menunjukan penghargaan kepada para pahlawan bangsa. Kita harus membumikan rasa
nasionalisme dan membangkitkan jiwa patriotik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Mulailah yang terkecil, membangun semangat gotong royong di
lingkungan kita masing-masing agar kebersamaan terus terjaga.
Karena itu, mari kita kenang
jasa-jasa pahlawan dan teladani sikap berani dan rela berkorban mereka.
Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak lepas dari jasa-jasa para
pahlawan. Sebagai generasi yang hidup di alam kemerdekaan, sudah sepantasnya
jika kita selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk
memerdekakan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa ini belum berakhir, dengan
sumber daya alam kita yang melimpah, hal inilah yang selalu menjadi sasaran
empuk negara atau pihak lain untuk menjajah bangsa ini. Amankan kekayaan bangsa
ini untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, hal ini merupakan sesuatu
bentuk penghargaan dan meneruskan perjuangan para pahlawan. Salah satu cara
kita menghargai jasa para pahlawan yaitu mencintai negeri ini, berarti menjaga
negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang
diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari
kerusakan fisik dari negeri ini.
2.3
Penyelesaian Masalah
2.3.1
Lunturnya Nasionalisme Bangsa Indonesia
2.3.1.1
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme
adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran
keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai,
mempertahankan dan mengabdikan identitas, intergritas kemakmuran dan kekuatan
bangsanya yang timbul dari diri kita sendiri.
2.3.1.2
Penyebab Melunturnya Nasionalisme Bangsa
Seiring
berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar. Hal ini dibuktikan dari
berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia,
contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme,
diantaranya :
1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang
tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk
menghargai dan menghormati para pahlawan yang telah berjuang keras untuk
mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk
dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmat.
2. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti sumpah
pemuda, hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan
rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
3. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor
dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri, lebih banyak mencampurkan
bahasa asing dengan bahasa Indonesai untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang
bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkan
mereka punya berbagai macam alasan entah benderanya sudah sobek atau tidak
punya tiang bendera, malas, cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli
sepeda motor baru, baju baru tiap tahun yang harnya ratusan bahkan jutaan tapi
mengapa untuk bendera merah putih yang harganya tidak sampai ratusan saja
meraka tidak sanggup ?
Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah
putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan
simbol, simbol bahwa negara Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan
dirinya dengan bangsa lain. Bagaimana kita bisa bangga menjadi bangsa ini jika
kita malas dan malu memakai atribut bangsa Indonesia ini. Jika ditinjau dari
sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak era reformasi karena pada masa orde baru, pamasangan bendera
adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi, animo masyarakat untuk
turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga berkurang. Pada masa sekarang
ini sudah sulit ditemukan perlombaan-perlombaan 17-an. Padalah pada masa orde
baru, suasana 17-an telah dirasakan sejak awal agustus. Perlombaan 17-an
merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi budaya baru di
negara ini.
Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan nilai-nilai
nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya menjadi penerus bangsa.
Contoh, dalam permainan panjat pinang yang paling sulit diraih adalah bendera
dan harus melalaui usaha keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut
terkandung nilai pembelajaran yang sangat tinggi yaitu untuk merebut
kemerdekaan, para pahlawan berjuang mati-matian tanpa mengenal lelah dan
tentunya disertai dengan rasa keikhlasan hati. Terakhir, hal yang paling ironis
adalah bangsa ini pada kenyataanya kurang menghargai jasa-jasa para pahlawan yang
masih hidup hingga sekarang.Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya
untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapat imbalan berupa kehidupan yang tidak
layak disisa umur mereka.
Sebernarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung
dari pada para pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan mereka tanpa
harus mengorbankan nyawa dan harta. Nasionalisme kita semakin luntur dan
akankah punah tergilas modernisasi dan individualis. Masih banyak bentuk
nasionalisme lain yang kita rasakan semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita
terhadap produk dalam negeri dan merasa bangga kalau bisa memakai produk dalam
negeri. Kegilaan kita tripping keluar
negeri padahal negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul
bahwa lambat laun sikap-sikap seperti itu akan semakin menjauhkan kecintaan
kita kepada negeri ini. Rasa Nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul
bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayaan
dan pulau-pulau kecil Indonesia seperti Sipadan, Ligitan, serta Ambalat oleh
Malaysia beberpa waktu yang lalu. Namun rasa Nasionaliseme pun kembali
berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.
2.3.1.3
Hubungan Melunturnya Nasionalisme dengan Kehancuran Bangsa
Masyarakat,
khususnya generasi muda adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila
para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan
perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya rasa
nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa
sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi
bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa
dihadapan dunia.
Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke
dalam bangsa Indonesia. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif
dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya
hal itu, maka akan terjadi akulturasi,
bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi
jati diri bangsa.
2.3.1.4
Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme Bangsa
Peran
keluarga
a. Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap
nasionalisme dan
patriotism
terhadap bangsa Indonesia.
b. Memberikan contoh atau tauladan rasa kecintaan dan
penghormatan pada
bangsa.
c. Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak
terhadap
lingkungan
sekitar.
d. Selalu menggunakan produk dalam negeri.
Peran
Pendidikan
a. Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan
dan juga bela negera.
b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa
pahlawan
dengan mengadakan
upacara setiap hari senin dan upacara hari besar
nasional.
c. Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak
mudah
menyerap hal-hal
negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
d. Melatih untuk aktif berorganisasi.
Peran
Pemerintah
a. Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
rasa nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil
setiap hari jumat. Hail ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan
asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan
rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa.
c. Lebih mendengarkan
dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik
lagi. Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus
dibangkitkan kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad yang
lalu. Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang
diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan, bagaimana bisa bersikap jujur,
adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan
lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan
eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Sikap menghargai
jasa para pahlawan pada masa sekarang ini sangat banyak sekali. Dimanapun dan
siapapun itu bisa menunjukan sikap menghargai jasa para pahlawan. Dari
anak-anak sampai orang dewasa pun saat ini bisa menunjukan bahwa pentingnya
menghargai jasa pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raganya hanya untuk
meraih kemerdekaan Indonesia. Dari siswa yang melakukan upacara bendera
disetiap hari senin dan hari besar lainnya, itu bisa menanamkan jiwa
nasionalisme sejak dini kepada siswa agar betapa pentingnya menghargai pahlawan
yang telah gugur di medan perang. Tidak hanya siswa, pegawai dan pejabat juga harus menunjukan
sikap menghargai jasa para pahlawan, berbeda dengan siswa para pegawai selain
melakukan upacara di setiap hari yang telah ditentukan, mereka juga harus
menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja, jauhkan dari kolusi, korupsi dan
nepotisme. Saat ini rasa menghargai jasa para pahlawan juga semakin lama
semakin menghilang, semakin maju perkembangan teknologi semakin terkikis
nilai-nilai nasionalisme pada generasi penerus bangsa. Seperti sudah
berkurangnya minat pemuda sekarang ini dengan produk-produk dalam negeri,
kenapa kita tidak bangga akan produk-produk dalam negeri.
Dari situlah kita diwajibkan untuk membangun rasa
nasionalisme khususnya pada generasi penerus bangsa betapa pentingnya
menghargai jasa-jasa para pahlawan. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa
melanjutkan perjuangan para pejuang kita, merdeka itu kita memang sudah
dapatkan, tapi kemerdekaan yang mutlak belum kita rasakan. Khususnya bagi
pemuda bangsa harusnya lebih semangat dalam belajar dan bekerja. Raih puncak
prestasimu dan harumkan bangsa ini, tunjukkan pada dunia bahwa kita (Indonesia)
adalah bangsa yang besar, bangsa yang maju, bangsa yang terbebas dari
penjajahan. Dengan demikian para pejuang yang telah gugur di medan perang dulu
akan merasa bangga dengan dilanjutkannya perjuangan meraka sampai kemerdekaan
itu benar-benar kita rasakan.
3.2 SARAN
Dengan menghilangnya nilai-nilai nasionalisme pada diri
penerus bangsa ini, maka semakin lama perjuangan kita untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita demi
mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Dilihat dari sekarang sudah banyak
sekali perubahan pada diri bangsa kita khususnya kegiatan-kegiatan yang berbau
nasionalisme. Contohnya sekarang ini sudah banyak berkurang kegiatan yang dulu
pada masa orde baru sangat merakyat sekali, yaitu ketika merayakan hari besar
17 Agustus yang kita peringati dengan meriah. Akhir-akhir ini kegiatan tersebut
sudah lama tidak terlihat karena sesuatu hal. Kegiatan-kegiatan tersebutlah
yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme kepada pemuda-pemudi bangsa dan
mengenang betapa besarnya pengorbanan para pejuang kita demi tercapainya
kemerdekaan yang bisa kita rasakan sampai sekarang ini.
Adakan kegiatan-kegiatan yang bisa membangkitkan jiwa
nasionalisme dan menghargai jasa pahlawan. Seperti diadakannya seminar tentang
bagaimana kita menyikapi kemerdekaan dan bagaimana kita melaksanakannya dan
melanjutkan perjuangan para pahlawannya. Sehingga perjuangan dan pengorbanan
mereka tidak sia-sia demi tercapainya kemerdekaan untuk negara kita Republik
Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Penutup
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada pembaca yang budiman
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisn makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga pada
pembacara yang budiman pada umumnya.
Bagus,makasih ya.
ReplyDeletetinggal copas neh :v
ReplyDeletemantap buat tugas
ReplyDeleteMakasih, sangat membantu tugas gw
ReplyDeleteMenambah wawasan berpolitik nih hehehe
ReplyDeleteSaya setuju gan
ReplyDeleteKalau peran keluarga paling penting untuk
Menumbuhkan kembali rasa nasionalisme
Post a Comment