Saturday, June 7, 2014

Makalah PKN tentang Sikap Menghargari jasa pahlawan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
              Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup, gaya berpakaian, penggunaan bahasa sehari-hari, pergaulan, sehingga rasa bangga akan merah putihpun semakin hari semakin berkurang di kalangan masyarakat. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi membawa dampak yang begitu besar terhadap pola pikir generasi muda saat ini, khususnya bagi pelajar yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan berbau modern walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Menurunnya nilai-nilai budaya bangsa, berarti terjadinya pengikisan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, sehingga akan berdampak pada menurunnya sikap nasionalisme dikalangan masyarakat.
              Kondisi yang sangat memperihatinkan yaitu ketika Upacara bendera yang dilangsungkan di sekolah-sekolah atau instansi-instansi pemerintahan contohnya, Kegiatan Upacara Bendera yang dilaksanakan setidap hari senin hanya 30 menit saja masih banyak siswa yang tidak serius, ngobrol dengan santai, bercanda dengan temannya, tidak khidmatnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hanya menganggap Upacara berupa rutinitas saja.
              Keadaan diatas tidak sesuai dengan apa yang terkandung di dalam makna dari upacara bendera di sekolah. Berdasarkan Direktorat Pembinaan Kesiswaan, Dikdasmen Dikbud 1998 upacara bendera adalah “Kegiatan pengibaran atau penurunan bendera kebangsaan RI Sang Merah Putih, yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan, dihadiri oleh siswa, diselenggarakan secara tertib dan khidmat, di sekolah”.
              Upacara bendera hari senin merupakan bukti bahwa negara kita selalu menghargai jasa-jasa pahlawan yang sudah memperjuangkan kemerdekaan. Hal tersebut sudah di amanatkan oleh proklamator kemerdekaan negara Indonesia yaitu Ir. Soekarno pada pidato Hari Pahlawan 10 November 1961, beliau berkata “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa pahlawannya”. Namun dalam kenyataannya upacara bendera hari senin yang merupakan salah satu bukti menghargai jasa-jasa pahlawan dilaksanakan tidak khidmat bahkan banyak sekolah yang melaksanakan upacara bendera hari seninnya 2 minggu satu kali.
              Menghormati jasa pahlawan tentu bukan saja hanya “Mengenang masa lalu” selama sehari dalam setahun. Kita harus berterima kasih pada para pahlawan, yang memungkinkan kita setiap hari menghirup suasana yang merdeka, dapat belajar dan bekerja dalam suasana kebebasan. Salah satu manfaat ditetapkannya figur-figur pahlawan dan penghormatan atas mereka pada hari pahlawan ialah agar generasi-generasi berikut dapat memiliki contoh keteladanan dalam hidup bersama.

1.2     Tujuan dan Manfaat
              Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
          1. Untuk menyadari perlunya menghargai jasa pahlawan
          2. Untuk memunculkan rasa menghargai jasa pahlawan pada diri sendiri
          3. Untuk menanamkan rasa menghargai jasa para pahlawan
          4. Untuk menunjukan rasa menghargai jasa pahlawan

              Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
          1. Agar mengetahui pentingnya menghargai jasa pahlawan
          2. Agar kita dapat mengetahui mana yang menghargai jasa pahlawan dan
              mana yang tidak












BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Landasan Teori
              Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita bangsa Indonesia. Namun demikian, masih banyak yang belum meresapi maknanya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak orang menggunakannya sebagai jargon belaka untuk kepentingan tertentu. Mengenang jasa pahlawan yang telah gugur di medan perang, termasuk salah satu bentuk penghargaan generasi penerus bangsa. Dalam pelajaran sekolah masa lalu, tentu kita masih akrab dengan istilah “Jas Merah”. Istilah ini pernah dilontarkan oleh Bung Karno, tokoh proklamator kemerdekaan RI. Di zaman orde baru begitu memasyarakat di kalangan siswa dan mahasiswa serta masyarakat luas. Jas Merah, alias jangan sekali-kali melupakan sejarah, menjadi sebuah filosofi bangsa untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
              Bangsa kita tidak lepas dari peristiwa sejarah masa lampau. Sejarah perjuangan bangsa melawan kaum imperialisme untuk menegakkan sebuah kemerdekaan. Setelah merdeka, perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu masih harus mengorbankan harta, benda bahkan nyawa. Ketika Periode mempertahankan kemerdekaan berakhir, maka tugas generasi penerus bangsa adalah mengisi kemerdekaan itu dengan berbagai kegiatan pembangunan di segala bidang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bagi siswa, upaya mengisi kemerdekaan dilakukan dengan belajar yang giat dan tekun. Bagi para pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan baik untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi rakyat banyak, menghargai jasa para pahlawan tentunya dengan melakukan aktivitas sesuai dengan bidang dan profesinya masing-masing.

2.2     Ulasan Materi
2.2.1 Pengertian Pahlawan
              Sebelum kita dapat menghargai jasa seorang pahlawan, sebaiknya kita tahu siapa sebenarnya pahlawan itu sendiri. Seorang pahlawan adalah seseorang yang rela mengorbankan apa yang ia miliki untuk kebaikan atau keselamatan orang lain tanpa mengharap imbalan. Kalau kita mengacu pada definisi tersebut siapa saja bisa menjadi pahlawan tak terbatas oleh ruang dan waktu. Pahlawan selalu muncul kapan saja dan dimana saja dalam sejarah peradaban manusia. Keberadaan pahlawan itulah yang bisa menjamin kesejahteraan hidup umat manusia.
              Semasa revolusi fisik di negeri kita, para pahlawan berjuang mengorbankan jiwa dan raganya demi tegaknya negara Indonesia. Sebagian dari mereka gugur di berbagai medan pertempuran, dan sebagian lagi yang tidak gugur menjadi veteran perang. Para veteran itu ada yang hidupnya berkecukupan, dan tidak sedikit diantaranya yang hidupnya susah dan terlupakan. Saat revolusi fisik berakhir, bermunculan pahlawan-pahlawa lain yang tidak lagi menegakkan negeri ini dengan mengangkat senjata. Pahlawan-pahlawan modern ini tersebar dalam berbagai profesi yang beraneka ragam. Mereka pun berjuang untuk kemajuan bangsa ini sesuai dengan bidangnya masing-masing.
              Jadi, seseorang sekarang dapat menjadi pahlawan dalam profesi apapun. Walau saat ini terjadi sedikit pergeseran makna dari definisi pahlawan diatas pada kata “Tanpa mengharap imbalan”. Taruhlah seorang polisi sebagai sebuah profesi maka ia berhak mendapatkan gaji setiap bulan. Namun seorang polisi bisa disebut pahlawan karena tugasnya menyelamatkan masyarakat dari gangguan keamanan. Contoh lain, seorang guru sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Faktanya seorang guru bekerja bukan tanpa mengharap imbalan, sebagai sebuah profesi guru juga mendapatkan gaji setiap bulannya. Tapi apa yang dilakukan seorang guru berguna bagi kemajuan bangsa ini maka ia disebut pahlawan. Dan sepertinya kita harus sepakat bahwa semua profesi yang baik akan menjadikan pelakunya menjadi seorang pahlawan. Lalu pahlawan manakah yang harus kita hargai ? Selayaknya kita menghargai jasa semua pahlawan negeri ini tak peduli apapun profesi dan jasanya. Para pejuang yang telah memerdekakan bangsa ini dari penjajah, memberikan modal yang tak ternilai harganya bagi bagi pembangunan bangsa ini yaitu kemerdekaan. Dengan merdeka kita secara leluasa membangun negeri ini menjadi negeri yang mandiri dan bermartabat. Sedangkan para pejuang pembangunan dalam berbagai macam profesinya telah mewarnai derap pembangunan negeri ini. Merekalah yang menjadikan negeri kita mengalami perkembangan pesat seperti saat ini. Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan ? Mencintai negeri ini (patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh iksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini. Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.

2.2.2 Cara Menghormati Jasa Pahlawan Indonesia                     
              Untuk dapat merdeka dari cengkraman bangsa penjajah, banyak para pendahulu kita yang rela mati mengorbankan harta, keluarga, perasaan, waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa. “Merdeka atau Mati” adalah jiwa mereka karena tidak rela dijadikan budak para penjajah yang kejam menindak bangsa Indonesia selama lebih dari 350 tahun.
              Oleh karena itu jangan disia-siakan seperti sekarang ini negara kita walau sudah lama merdeka tetapi tidak maju-maju dan bahkan bisa jadi masih dalam tangan penjajahan modern yang samar-samar. Tangan buat arwah para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia menangis di alam sana yang melihat generasi pengisi kemerdekaan yang memalukan, tidak berguna dan tidak dapat diandalkan. Kalau mereka tahu masa depan negara ini mungkin mereka tidak mau berjuang dan lebih memilih jadi pecundang yang terus lari dari penjajah.
              Dengan demikian jelaslah bahwa kita sebagai generasi penerus perlu untuk mengisi kemerdekaan ini dengan sesuatu yang berguna yang dapat membuat para pahlawan bangga kepada kita. Hindari melakukan tindakan yang menjadikan kita pengkhianat bangsa, tidak tahu di untung, generasi tidak berguna, hedonis, atheis dan lain sebagainya.
Beberapa cara untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang baik :
          1. Belajar dengan baik bagi pelajar dan mahasiswa serta bekerja dengan baik bagi yang sudah bekerja lagi halal.
          2. Menjaga keamanan dan ketertiban nasional dari segala bentuk ancaman pihak dalam maupun luar.
          3. Menjalankan Pancasila, peraturan perundang-undangan yang berlaku, aturan agama, serta budaya dalam masyarakat dengan baik dan benar.
          4. Saling menghormati dan menghargai sesama anggora masyarakat dengan menerapkan musyawarah mufakat, tepo seliro, gotong royong, toleransi, dan lain sebagainya.
          5. Mencintai produk dalam negeri dengan menggunakan dan mengembangkan hasil produksi dalam negeri daripada produk luar negeri.
          6. Tidak melakukan perbuatan sia-sia yang tidak memberi manfaat seperti begadang, hura-hura, madat, tawuran, dugem, clubbing, nongkrong di mall, melakukan tindak kenakalan, dan lain sebagainya.
          7. Rela berkorban dalam bela negara ketika Kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia diinjak-injak bangsa asing.
          8. Memupuk semangat untuk maju dan menyetarakan diri dari bangsa-bangsa yang telah maju dengan cara-cara yang baik demi terciptanya tujuan nasional seperti kesejahteraan rakyat dan terciptanya kedamaian dunia.
          9. Berperan aktif dalam pembangunan negara dan daerah lingkungan sekitar serta menjaga kondisi tersebut tetap dalam kondisi yang baik.
          10. Serius dalam melaksanakan peringatan kemerdekaan dan juga dalam mengikuti mengheningkan cipta untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Tak lupa berikan doa kepada para pahlawan agar Tuhan Yang Maha Esa menerima mereka di sisNya.

2.2.3 Perjuangan Yang Harus Kita Lanjutkan
              Hari pahlawan 10 November yang telah diperingati bersama kita jadikan teladan betapa besar jasa para pahlawan bangsa ini untuk memperjuangkan dan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Di era globalisasi dan modern saat ini, spirit dan semangat juang para pahlawan harus senantiasa melekat dalam diri kita. Walau zamannya sudah berbeda dengan era perjuangan para pahlawan kita, namun semangat dan jiwa patriotik harus terus kita tumbuhkan, bukan justru terkikis dengan perkembangan zaman.
              Dengan menjaga solidaritas dan persatuan bangsa, artinya kita mengapresiasi pengorbanan para pejuang bangsa yang telah gugur untuk bangsa dan negara. Kini medan dan tujuan perjuangan kita adalah membangun manusianya dan mensejahterakan masyarakat dengan cara dan kemampuan kita masing-masing. Sekecil apapun kontribusi kita, itu sudah menunjukan penghargaan kepada para pahlawan bangsa. Kita harus membumikan rasa nasionalisme dan membangkitkan jiwa patriotik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulailah yang terkecil, membangun semangat gotong royong di lingkungan kita masing-masing agar kebersamaan terus terjaga.
              Karena itu, mari kita kenang jasa-jasa pahlawan dan teladani sikap berani dan rela berkorban mereka. Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak lepas dari jasa-jasa para pahlawan. Sebagai generasi yang hidup di alam kemerdekaan, sudah sepantasnya jika kita selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa ini belum berakhir, dengan sumber daya alam kita yang melimpah, hal inilah yang selalu menjadi sasaran empuk negara atau pihak lain untuk menjajah bangsa ini. Amankan kekayaan bangsa ini untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, hal ini merupakan sesuatu bentuk penghargaan dan meneruskan perjuangan para pahlawan. Salah satu cara kita menghargai jasa para pahlawan yaitu mencintai negeri ini, berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini.



2.3 Penyelesaian Masalah
2.3.1 Lunturnya Nasionalisme Bangsa Indonesia
2.3.1.1 Pengertian Nasionalisme
              Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan identitas, intergritas kemakmuran dan kekuatan bangsanya yang timbul dari diri kita sendiri.
2.3.1.2 Penyebab Melunturnya Nasionalisme Bangsa
              Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia, contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme, diantaranya :
          1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghargai dan menghormati para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmat.
          2. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti sumpah pemuda, hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
          3. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri, lebih banyak mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesai untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
          4. Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkan mereka punya berbagai macam alasan entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera, malas, cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda motor baru, baju baru tiap tahun yang harnya ratusan bahkan jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih yang harganya tidak sampai ratusan saja meraka tidak sanggup ?
              Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan simbol, simbol bahwa negara Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain. Bagaimana kita bisa bangga menjadi bangsa ini jika kita malas dan malu memakai atribut bangsa Indonesia ini. Jika ditinjau dari sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak era reformasi  karena pada masa orde baru, pamasangan bendera adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi, animo masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga berkurang. Pada masa sekarang ini sudah sulit ditemukan perlombaan-perlombaan 17-an. Padalah pada masa orde baru, suasana 17-an telah dirasakan sejak awal agustus. Perlombaan 17-an merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah menjadi budaya baru di negara ini.
              Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan nilai-nilai nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya menjadi penerus bangsa. Contoh, dalam permainan panjat pinang yang paling sulit diraih adalah bendera dan harus melalaui usaha keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut terkandung nilai pembelajaran yang sangat tinggi yaitu untuk merebut kemerdekaan, para pahlawan berjuang mati-matian tanpa mengenal lelah dan tentunya disertai dengan rasa keikhlasan hati. Terakhir, hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataanya kurang menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga sekarang.Mereka yang dahulu telah mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapat imbalan berupa kehidupan yang tidak layak disisa umur mereka.
              Sebernarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung dari pada para pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan mereka tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta. Nasionalisme kita semakin luntur dan akankah punah tergilas modernisasi dan individualis. Masih banyak bentuk nasionalisme lain yang kita rasakan semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita terhadap produk dalam negeri dan merasa bangga kalau bisa memakai produk dalam negeri. Kegilaan kita tripping keluar negeri padahal negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul bahwa lambat laun sikap-sikap seperti itu akan semakin menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini. Rasa Nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayaan dan pulau-pulau kecil Indonesia seperti Sipadan, Ligitan, serta Ambalat oleh Malaysia beberpa waktu yang lalu. Namun rasa Nasionaliseme pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.
2.3.1.3 Hubungan Melunturnya Nasionalisme dengan Kehancuran Bangsa
              Masyarakat, khususnya generasi muda adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.
              Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.
2.3.1.4 Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme Bangsa
Peran keluarga
          a. Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan
              patriotism terhadap bangsa Indonesia.
          b. Memberikan contoh atau tauladan rasa kecintaan dan penghormatan pada
              bangsa.
          c. Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
              lingkungan sekitar.
          d. Selalu menggunakan produk dalam negeri.
Peran Pendidikan
          a. Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan
              kewarganegaraan dan juga bela negera.
          b. Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan
              dengan mengadakan upacara setiap hari senin dan upacara hari besar
              nasional.
          c. Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
              menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
          d. Melatih untuk aktif berorganisasi.
Peran Pemerintah
          a. Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
          b. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jumat. Hail ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa.
          c. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi. Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad yang lalu. Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total.








BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
              Sikap menghargai jasa para pahlawan pada masa sekarang ini sangat banyak sekali. Dimanapun dan siapapun itu bisa menunjukan sikap menghargai jasa para pahlawan. Dari anak-anak sampai orang dewasa pun saat ini bisa menunjukan bahwa pentingnya menghargai jasa pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raganya hanya untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Dari siswa yang melakukan upacara bendera disetiap hari senin dan hari besar lainnya, itu bisa menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini kepada siswa agar betapa pentingnya menghargai pahlawan yang telah gugur di medan perang. Tidak hanya siswa,  pegawai dan pejabat juga harus menunjukan sikap menghargai jasa para pahlawan, berbeda dengan siswa para pegawai selain melakukan upacara di setiap hari yang telah ditentukan, mereka juga harus menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja, jauhkan dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Saat ini rasa menghargai jasa para pahlawan juga semakin lama semakin menghilang, semakin maju perkembangan teknologi semakin terkikis nilai-nilai nasionalisme pada generasi penerus bangsa. Seperti sudah berkurangnya minat pemuda sekarang ini dengan produk-produk dalam negeri, kenapa kita tidak bangga akan produk-produk dalam negeri.
              Dari situlah kita diwajibkan untuk membangun rasa nasionalisme khususnya pada generasi penerus bangsa betapa pentingnya menghargai jasa-jasa para pahlawan. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa melanjutkan perjuangan para pejuang kita, merdeka itu kita memang sudah dapatkan, tapi kemerdekaan yang mutlak belum kita rasakan. Khususnya bagi pemuda bangsa harusnya lebih semangat dalam belajar dan bekerja. Raih puncak prestasimu dan harumkan bangsa ini, tunjukkan pada dunia bahwa kita (Indonesia) adalah bangsa yang besar, bangsa yang maju, bangsa yang terbebas dari penjajahan. Dengan demikian para pejuang yang telah gugur di medan perang dulu akan merasa bangga dengan dilanjutkannya perjuangan meraka sampai kemerdekaan itu benar-benar kita rasakan.
3.2 SARAN
              Dengan menghilangnya nilai-nilai nasionalisme pada diri penerus bangsa ini, maka semakin lama perjuangan kita untuk meneruskan  perjuangan para pahlawan kita demi mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Dilihat dari sekarang sudah banyak sekali perubahan pada diri bangsa kita khususnya kegiatan-kegiatan yang berbau nasionalisme. Contohnya sekarang ini sudah banyak berkurang kegiatan yang dulu pada masa orde baru sangat merakyat sekali, yaitu ketika merayakan hari besar 17 Agustus yang kita peringati dengan meriah. Akhir-akhir ini kegiatan tersebut sudah lama tidak terlihat karena sesuatu hal. Kegiatan-kegiatan tersebutlah yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme kepada pemuda-pemudi bangsa dan mengenang betapa besarnya pengorbanan para pejuang kita demi tercapainya kemerdekaan yang bisa kita rasakan sampai sekarang ini.
              Adakan kegiatan-kegiatan yang bisa membangkitkan jiwa nasionalisme dan menghargai jasa pahlawan. Seperti diadakannya seminar tentang bagaimana kita menyikapi kemerdekaan dan bagaimana kita melaksanakannya dan melanjutkan perjuangan para pahlawannya. Sehingga perjuangan dan pengorbanan mereka tidak sia-sia demi tercapainya kemerdekaan untuk negara kita Republik Indonesia.











BAB IV
PENUTUP
4.1 Penutup
              Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
              Penulis banyak berharap kepada pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisn makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga pada pembacara yang budiman pada umumnya.

6 comments: